IQ Tinggi Tak Jamin Sukses Anak
Anak-anak dengan skor IQ tinggi kerap menimbulkan decak kagum orang-orang sekitarnya. Bagi orang tua, tentu menjadi kebanggaan tersendiri. Lalu bagaimana dengan anak-anak yang tidak memiliki skor IQ tinggi, apakah itu pertanda mereka sulit 'bertahan' di tengah persaingan?
"Pengukuran tes IQ terbatas pada area potensi akademik. Padahal ada aspek lain yang turut menentukan kecerdasan, yang tak lain adalah pengalaman," ujar psikolog Rahma Hastuti.
Apa yang disampaikan Rahma sejalan dengan pendapat psikolog Roslina Verauli. Dikatakan perempuan yang akrab disapa Vera ini, pada dasarnya IQ tinggi atau rendah hanya digunakan untuk memprediksi potensi akademik saja.
Rahma mengungkapkan bahwa tes IQ hanya mer
angkum sebagian kecil dari kehidupan seseorang sebagai salah satu upaya untuk mengenali potensi individual disertai prinsip bahwa pada dasarnya setiap orang itu unik dan memiliki kekhasan. "Tentunya tes IQ tidak dapat dijadikan sebagai satu-satunya faktor yang menentukan kesuksesan seseorang," ucapnya.
Disampaikan juga oleh Rahma bahwa faktor latihan, ketersediaan akses informasi, dan keterampilan baik soft ataupun hard skill yang mendukung pekerjaan menyebabkan mereka yang memiliki skor IQ rendah tetap mampu bersaing di dunia kerja. Karena kecerdasan tidak hanya berbasis pada potensi akademis tetapi juga pengalaman dan latihan. Dengan demikian skor IQ bukan segala-galanya.
Sementara itu, menurut Rahma ada juga anak-anak dengan skor IQ tinggi namun tidak mampu beradaptasi dengan baik di dunia kerja. "Bisa saja hal itu terjadi. Karena yang terukur pada anak-anak dengan IQ tinggi hanya potensi akademis saja, sehingga karena kurangnya pengalaman atau bahkan keterampilan mereka menjadi sulit untuk menyesuaikan diri dengan kebutuhan dunia pekerjaan," papar Rahma.
"Pengukuran tes IQ terbatas pada area potensi akademik. Padahal ada aspek lain yang turut menentukan kecerdasan, yang tak lain adalah pengalaman," ujar psikolog Rahma Hastuti.
Apa yang disampaikan Rahma sejalan dengan pendapat psikolog Roslina Verauli. Dikatakan perempuan yang akrab disapa Vera ini, pada dasarnya IQ tinggi atau rendah hanya digunakan untuk memprediksi potensi akademik saja.
Rahma mengungkapkan bahwa tes IQ hanya mer
angkum sebagian kecil dari kehidupan seseorang sebagai salah satu upaya untuk mengenali potensi individual disertai prinsip bahwa pada dasarnya setiap orang itu unik dan memiliki kekhasan. "Tentunya tes IQ tidak dapat dijadikan sebagai satu-satunya faktor yang menentukan kesuksesan seseorang," ucapnya.
Disampaikan juga oleh Rahma bahwa faktor latihan, ketersediaan akses informasi, dan keterampilan baik soft ataupun hard skill yang mendukung pekerjaan menyebabkan mereka yang memiliki skor IQ rendah tetap mampu bersaing di dunia kerja. Karena kecerdasan tidak hanya berbasis pada potensi akademis tetapi juga pengalaman dan latihan. Dengan demikian skor IQ bukan segala-galanya.
Sementara itu, menurut Rahma ada juga anak-anak dengan skor IQ tinggi namun tidak mampu beradaptasi dengan baik di dunia kerja. "Bisa saja hal itu terjadi. Karena yang terukur pada anak-anak dengan IQ tinggi hanya potensi akademis saja, sehingga karena kurangnya pengalaman atau bahkan keterampilan mereka menjadi sulit untuk menyesuaikan diri dengan kebutuhan dunia pekerjaan," papar Rahma.
Komentar