Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2018

Olahraga Berlebihan Bisa Berakibat Stres

Gambar
Kebutuhan seorang manusia selain makan dan tidur, berolahraga juga termasuk salah satu kebutuhan yang penting. Karena dengan berolahraga bukan saja bermanfaat untuk kesehatan fisik, tetapi olahraga juga berpengaruh untuk kesehatan mental dan psikologis seseorang. Dengan berolahraga tubuh akan terangsang untuk merasakan jiwa yang tenang dan bahagia. Dengan demikian, olahraga menjadi bagian yang penting di sehari-hari, kita mesti memahami pentingnya olahraga untuk kesehatan. Berlebihan tidak baik Meski kita sudah memahami pentingnya olahraga buat tubuh, namun kita juga perlu mengerti aktivitas olahraga yang berlebihan. Olahraga secara berlebihan bukanlah hal yang baik, bahkan dapat membahayakan tubuh dan mental seseorang. Mungkin karena saking antusiasnya berolahraga, maka aktivitas itu dilakukan seseorang secara berlebihan, dengan asumsi semakin banyak berolahraga maka akan semakin baik. Padahal hal tersebut tidaklah benar karena olahraga yang berlebihan akan memberikan dampak

Mana yang Lebih Baik Metode Cuci Darah HD atau CAPD?

Gambar
Saat ini, prevalensi penderita penyakit ginjal kronik di Indonesia diperkirakan mencapai 2 per 100.000 penduduk. Namun, hanya 60 persen pasien yang dapat mengakses layanan dialisis, dan hanya 10 persen yang menjalani terapi sampai tuntas. Pilihan terapi yang tersedia adalah hemodialisis (HD), Continuous Ambulatory Peritonial Dialysis  atau cuci darah melalui perut (CAPD), dan transplantasi ginjal. Jumlah pasien ginjal tahap akhir yang menjalani hemodialisis lebih banyak, dan sebagian kecil saja yang menjalani CAPD. Data BPJS tahun 2015 menunjukkan 94 persen pasien gagal ginjal menjalani hemodialisis dan kurang dari 5 persen yang memilih cuci darah via perut. Tak heran jika hemodialisis sangat membebani BPJS, menghabiskan 2,6 triliun rupiah dalam setahun. Di Indonesia, saat ini diduga ada 2,9 juta penderita penyakit ginjal tahap akhir, yang dikenal juga dengan sebutan PGTA. Memilah metode cuci darah Mana yang lebih baik, hemodialisis (HD) atau cuci darah lewat perut (CAPD)? Stud

Siapakah Pemilik Kepala Mumi Berusia 4.000 Tahun ini?

Gambar
Lebih dari satu abad lalu, sebuah kepala mumi ditemukan di dalam sebuah makam Mesir kuno. Para ilmuwan pun bekerja sama dengan FBI untuk memecahkan misteri: siapakah pemilik kepala mumi berusia empat milenium ini? Pada 1915, sekelompok arkeolog Amerika Serikat memasuki makam kuno yang tersembunyi di Deir el-Bersha, Mesir. Apa yang mereka temukan di sebuah kamar sempit berdinding batu kapur sungguh mencengangkan: seonggok kepala mumi. Makam itu diketahui sebagai tempat peristirahatan terakhir gubernur bersama Djehutynakht (baca: ja-hu-ta-nok) dan istrinya. Tampaknya, makam tersebut telah dijarah, terbukti dari lenyapnya koleksi emas dan perhiasan sang gubernur. Tim arkeolog tersebut lantas menyelamatkan sejumlah peti dan patung kayu kecil yang ditinggalkan para penjarah, dan mengirimnya ke Museum of Fine Arts, Boston. Meski badannya tetap di Mesir, si kepala misterius ikut dikirim ke Boston dan menjadi "bintang" pameran di museum. Dengan alis digambar dan sejumput rambut

Bagaimana Strategi untuk Mengambil Keputusan yang Benar?

Gambar
Hidup ini penuh dengan keputusan. Namun, kerap kali membuat keputusan bukan hal yang mudah. Ini saran para pakar. Banyak hal bergantung pada kemampuan kita dalam mengambil keputusan. Contohnya? Memilih jurusan ketika kita kuliah, pasangan hidup, pekerjaan, dan tempat tinggal. Ketika Anda harus bekerja di saat suami/istri atau anak sakit. Atau, saat Anda ditawari kerja dengan gaji lebih besar, padahal Anda sudah nyaman dengan perusahaan saat ini. Saat dihadapkan pada situasi semacam ini, seseorang umumnya dilanda kebingungan tentang mana yang harus dipilih, karena semua opsi tampak sama pentingnya. Jadi, apa yang harus dilakukan? Irvan Irawan Jie, MBA, ACMC , dari Meta-Coach Foundation , menyarankan bahwa saat dihadapkan pada pilihan yang sulit, lakukanlah pertimbangan yang matang dan ketahui konsekuensi yang akan dihadapi. "Pahami konteks ketika mengambil keputusan, misalnya kapan akan diambil, apa efeknya pada orang lain, apakah kita punya kontrol akan keputusan tersebut,