Apakah Anda Mengalami Gigi Sensitif?
Maraknya produk untuk gigi sensitif - dari odol, sikat gigi, sampai serum - membuat kita penasaran. Yuk, cari tahu seluk-beluk gigi sensitif.
Apakah Anda merasakan sensasi ngilu saat minum atau makan sesuatu yang dingin atau asam? Jika ya, maka Anda positif mengalami gigi sensitif.
Permasalahan-permasalahan gigi yang satu ini, menurut Drg. Diatri Nari Ratih, M.Kes., PhD, Sp.KG(K), staf pengajar Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Gadjah Mada, disebabkan oleh lapisan dentin yang semakin terbuka dan terpapar rangsangan dari luar.
Sebagian masyarakat masih memiliki pemahaman keliru seputar gigi sensitif, salah satunya adalah bahwa kondisi ini disebabkan oleh makanan atau minuman yang terlalu dingin. Padahal, kondisi tersebut hanya merupakan pemicu.
"Gigi sensitif biasanya terjadi karena dentin yang terbuka, bisa karena email gigi hilang atau akar gigi itu terbuka. Akar yang terbuka tersebut pada gigi atas berarti naik, sementara kalau gigi bawah berarti turun," tegas Drg. Natalina, Sp.Perio(K), staf pengajar Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia.
Apa akibat dari akar gigi yang terbuka? Biasanya, dentin ikut terbuka, karena permasalahan gigi terletak di dentin, dimana biasanya ujung persarafan terletak persis di ujung terluar, antara dentin dan email gigi.
"Pada gigi yang kondisinya bagus dan utuh, email tersebut biasanya tidak mengakibatkan sensitivitas, dan tidak akan terasa ngilu," papar Drg. Natalina. "Namun, pada gigi yang sensitif, ngilu akan timbul saat mengonsumsi makanan atau minuman dengan tingkat keasaman tinggi atau minuman dingin."
Bahkan, bagi mereka dengan ambang rangsang sakit yang cukup rendah, hal sederhana seperti minum air biasa sudah dapat memicu ngilu. Atau, saat gigi terkena tiupan angin dan makan yang manis, seperti cokelat atau permen.
"Kita tidak dapat menyelesaikan permasalahan gigi sensitif tanpa memahami penyebabnya terlebih dahulu dengan baik," tandas Drg. Diatri.
Lebih rinci Drg. Diatri menjelaskan bahwa gigi sensitif terjadi melalui dua fase: lesi lokalisasi dan lesi inisiasi. Pada fase lesi lokalisasi, lapisan luar gigi (email) hilang sehingga membuat dentin terekspos oleh rangsangan luar.
"Setelah fase lokalisasi, fase inisiasi pun dimulai, yaitu hilangnya lapisan pelindung yang menyebabkan paparan sampai ke saluran dentin pada bagian yang lebih dalam, yaitu tubuli dentin," papar Drg. Diatri.
Dentin yang terbuka bisa pula disebabkan oleh gigi yang patah. Kabar baiknya, meski di awal ini akan terasa lebih sensitif, tapi dengan daya tahan tubuh dan adaptasi, lama-kelamaan ambang rangsang kita terhadap reaksi meningkat. Gigi kita pun tidak lagi terlalu sensitif.
Pada gigi sensitif yang sudah cukup parah, perlu dibantu dengan berbagai alternatif penanganan. Misalnya menggunakan pasta gigi untuk gigi sensitif.
Atau, jika perlu, pasien bisa menemui dokter gigi, yang akan menggunakan bahan fluor yang dimasukkan ke daerah gigi yang sensitif untuk menutupi dentin terbuka yang memicu timbulnya rasa ngilu.
Umumnya, dentin yang terbuka tidak terlalu dalam, tetapi kalau sensasi ngilu terasa lebih lama dari biasanya yang hanya beberapa detik, misalnya sudah dalam hitungan menit, maka patut dicurigai.
Mungkin, vitalitas gigi sudah terganggu. Misalnya, ada peradangan di daerah persarafan gigi, seperti di pulpa gigi, yang kalau sudah terkena biasanya rasa ngilu akan terasa lebih lama.
Semua orang bisa mengalami gigi sensitif. Ada cara mudah mengenali gigi sensitif atau tidak, yaitu saat udara dingin, tariklah nafas dari mulut.
Jika ada gigi yang terasa ngilu, tandanya gigi kita sensitif. Atau saat kumur menggosok gigi terasa ngilu, bisa juga saat makan baik dingin, asam, atau manis terasa ngilu. Tetapi kalau karena panas, yang terasa bukan lagi ngilu, melainkan sakit. Itu artinya, vitalitas gigi sudah terganggu.
Terapinya? Bila karena dentin yang terbuka, maka harus segera ditutup. Kalau karena keliru cara gosok gigi, perbaiki dengan cara sikat gigi yang benar. Jangan mendorong gusi ke arah akar. Sebaiknya, arah sikat adalah dari gusi ke arah ujung gigi insisal atau cup-nya.
Bila perlu, gunakan pasta gigi khusus untuk gigi sensitif. Jika semua langkah itu tidak membantu, segera periksa ke dokter gigi.
"Gigi sensitif dapat diantisipasi dengan memperhatikan kebersihan gigi dan mulut, serta mengurangi kebiasaan konsumsi makanan atau minuman asam yang dapat memperparah kondisi gigi sensitif," saran Drg. Diatri.
Drg. Natalina mengingatkan, jika gigi sensitif tidak diatasi dengan benar, faktor penyebabnya akan semakin berat. Misalnya, lubang akan berlanjut, dan pada suatu saat ngilu tak ada lagi, tapi gigi tersebut sudah tidak vital. Akibatnya, perawatan akan lebih kompleks dan lebih lama, dengan biaya yang juga lebih mahal.
"Jika gigi sensitif disebabkan karena masalah di jaringan periodontal, maka kerusakan jaringan periodontal atau jaringan penyangga gigi akan semakin besar," papar Drg. Natalina
Misalnya, gigi semakin goyang, gusi semakin naik, atau ada kuman tertentu yang membuat nanah di sana, sehingga jaringan periodontal akan semakin rusak.
"Jagalah kebersihan mulut supaya tidak terjadi kerusakan jaringan periodontal, dan hindari makanan yang terlalu keras supaya tidak ada retak di gigi," pungkas Drg. Natalina.
Faktor Pemicu Gigi Sensitif
* Kesalahan pada cara menjaga kesehatan gigi dan mulut, seperti menyikat gigi terlalu keras hingga menyebabkan abrasi.
* Penyakit gusi yang diakibatkan kurangnya kebersihan rongga mulut.
* Kebiasaan menggertakkan gigi (bruxism dan abfraksi).
* Pola konsumsi makanan dan minuman dengan kadar asam tinggi, seperti minuman berkarbonasi, buah-buahan dengan cita rasa masam, wine, dan yogurt yang dapat mengerosi email gigi.
* Produksi asam yang bersumber dari permasalahan gastroesophageal reflux, atau naiknya asam lambung menuju esofagus.
* Penyakit periodontal atau penyakit yang terjadi pada jaringan penyangga gigi. Misalnya, peradangan yang memicu resesi gingiva.
* Gigi antagonis atau gigi lawan hilang sehingga gigi tersebut memanjang, jika pada gigi atas memanjang naik, dan pada gigi bawah memanjang turun.
Kapan Pasta Gigi Sensitif Akan Efektif?
* Saat tidak ada gusi yang naik dan akar gigi yang terbuka.
* Saat tidak ada kalkulus atau karang gigi.
* Saat tidak ada lubang atau karies gigi.
* Sebaliknya, jika disertai kondisi-kondisi di atas, pasta gigi sensitif saja tak akan cukup. Harus ada tindak lanjut
Proses Timbulnya Keretakan Gigi
Habis menyantap soto panas, minumnya es teh dingin.
Meski ini terdengar nikmat, Anda perlu waspada, karena kebiasaan makan panas lalu diikuti dengan minum dingin berisiko mengakibatkan keretakan pada gigi.
Ini ibarat kaca yang terkena panas terik lalu disiram hujan, maka ia akan pecah karena ada perubahan suhu ekstrem. Nah, retak pada gigi ditandai dengan garis-garis tipis pada gigi yang kerap tak disadari.
Solusinya? Sehabis menyantap makanan panas, jangan diikuti langsung dengan minuman dingin. Minumlah air bersuhu hangat atau biasa, agar perubahan suhu dapat bertahap.
Komentar