Angka Penderita Diabetes di Indonesia Semakin Meningkat


Diabetes adalah kondisi di mana kandungan gula dalam darah melebihi normal dan cenderung tinggi. Diabetes mellitus merupakan salah satu penyakit metabolisme yang mampu menyerang siapa saja. Diabetes mellitus (atau kencing manis) adalah kondisi kronis dan berlangsung seumur hidup yang mempengaruhi kemampuan tubuh dalam menggunakan energi yang dari makanan.
Tak heran jika komplikasi diabetes adalah penyebab kematian nomor tiga terbanyak di Indonesia. Ada dua jenis diabetes, yaitu diabetes tipe 1 yang biasanya didiagnosis sejak anak-anak, dan diabetes tipe 2 yang seringnya muncul di usia dewasa akibat buruknya gaya hidup.
Organisasi kesehatan internasional (WHO) mencatat, jumlah penderita Diabetes Melitus di Indonesia semakin mengkhawatirkan. Kini hampir mencapai 10 juta orang. Angka penderita penyakit diabetes di Indonesia terus meningkat setiap tahunnya, tercatat Berdasarkan data IDF Diabetes Atlas, pada tahun 2014 lalu penderita diabetes di Indonesia mencapai 9,1 juta atau menduduki peringkat 5 dunia.

Menurut Direktur Pencegahan Penyakit Tidak Menular Kemenkes Lily Sulistyowati, prevalensi diabetes didunia dari tahun ke tahun terus meningkat termasuk di Indonesia. Hal tersebut mendorong pemerintah berupaya untuk mengendalikannya dengan berbagai cara.
“Kita tahu diabetes bukan sekedar penyakit biasa. Ini adalah jenis penyakit yang bisa menimbukan komplikasi berbagai penyakit berbiaya mahal seperti jantung, stroke dan gagal ginjal,” papar Lily - (20/11/16).


Data dari BPJS Kesehatan menunjukkan klaim pembiayaan penyakit katastropik sebagai komplikasi dari diabetes menduduki peringkat pertama terbesar dari keseluruhan pembiayaan pengobatan yang ada.


Tim peneliti dari Universitas Oxford di Inggris melakukan penelitian terhadap setengah juta orang China dan menemukan bahwa mereka yang didiagnosis diabetes sebelum berumur 50 tahun memiliki usia sekitar 9-10 tahun lebih pendek dibanding dengan yang tidak memiliki diabetes.
Professor Zhengming Chen, ketua tim peneliti dari Universitas Oxford tersebut menyatakan, kondisi itu bisa diubah dengan perubahan gaya hidup menjadi lebih sehat.
Dengan semakin banyaknya produk makanan manis dan berlemak, para pembuat kebijakan memiliki tantangan yang lebih besar untuk menurunkan jumlah pasien diabetes.
Menurut professor epidemiology asal Shanghai itu, diabetes yang tidak dikendalikan bisa meningkatkan risiko komplikasi mulai dari gagal ginjal, penyakit lever, infeksi, jantung, stroke, dan sebagainya.

Pencegahan diabetes dapat dilakukan mulai dari deteksi dini adanya intoleransi glukosa (gangguan metabolisme yang mendahului diabetes) serta faktor risiko seperti berat badan lebih, tekanan darah tinggi, kurangnya aktivitas fisik, gangguan profil lemak, dan pola diet yang tidak sehat.


Komentar

Paling Banyak Dibaca 👷👸👳👲👱👮👴👵👷

Selama Bulan Puasa Penghasilan Pengemis Ini Rp. 90 Juta

Ts'ai Lun, Penemu Kertas

Mengenal Komunitas Rajut Kejut

Mengenal Komunitas Yoga Gembira