Mengenal Komunitas Yoga Gembira


Suka yoga dan ingin merasakan sensasi berbeda? Datanglah ke Taman Suropati. Di sana, ada aktivitas bersama yang diprakarsai komunitas Yoga Gembira.

"Gerah" dengan persepsi bahwa yoga adalah olahraga mahal dan ekskutif, praktisi yoga Yudhi Widyantoro (55 tahun) menginisiasi komunitas Yoga Gembira pada 21 Januari 2009.

Mendalami yoga sejak 1991 membuat Yudhi kerap diundang mengajar ke berbagai tempat, dari luar kota hingga luar negeri. Namun, Yudhi merasa terusik saat menyadari tetangganya sendiri tidak familiar dengan olahraga ini.

Yudhi pun membuka sesi latihan di sebuah taman tak jauh dari rumahnya di Utan Kayu, Jakarta Timur. Dia memilih ruang terbuka karena bertekad untuk membuktikan bahwa yoga jauh dari kesan "menakutkan" dan ekslusif.

Suatu hari, Yudhi mencoba memindahkan lokasi yoga ke Taman Suropati.

Setelah itu, Yoga Gembira sempat berpindah-pindah. Yudhi pernah menggelar yoga di Museum Kebangkitan Nasional dan berkeliling taman-taman publik selama setahun, sebelum mendapat lokasi tetap di Taman Suropati, Menteng.

"Pertama kali beryoga di Taman Suropati, saya hanya sendirian. Mungkin saya dianggap gila," kenang Yudhi sambil tertawa. "Lama-lama, jumlah yang ikut beryoga di sini bertambah."

Kini, peserta Yoga Gembira di Taman Suropati bisa mencapai 100 orang. Mereka tak hanya datang dari Jakarta, tapi juga Bekasi dan Bogor. Usia pun beragam, dari anak-anak hingga lansia. Bahkan, ada peserta yang berusia 70 tahun!

"Motto kami adalah beryoga dengan gembira, berilmu, dan beramal," papar Yudhi.

Pertama, gembira karena olahraga tersebut dilakukan bersama di ruangan terbuka. Selain suasana berbeda, tradisi tertentu dalam yoga yang biasa dilakukan semi-militer dijalani dengan fun oleh komunitas ini.

Kedua, berilmu karena mendapat arahan dari banyak instruktur dengan style berbeda, sehingga wawasan semakin bertambah. Selain Yudhi, sejumlah teman sejawatnya memang bergiliran menjadi instruktur.

Selain itu, komunitas ini tak hanya berolahraga bersama, tapi juga suka beramal dengan melakukan donasi sukarela untuk penyintas penyakit tertentu dan korban bencana alam.

Siapa sangka, beryoga di alam terbuka ternyata memberi pemahaman baru bagi sang inisiator.

"Yoga di taman membuat pemahaman saya lebih mendalam," ujar Yudhi. "Saya melihat filosofi yoga seperti sebuah pohon. Gerakan yoga yang banyak style-nya adalah seumpama cabang pohon yang beragam bentuknya."

Sementara itu, "akar" pohon adalah ajaran moral dan "batang"-nya ajaran kedisiplinan. Latihan pernapasan ibarat "daun", meditasi ibarat "bunga", dan pencapaian tertingginya ibarat "buah", yang manfaatnya bukan hanya untuk yang berlatih, melainkan juga orang lain.

Salah satu anggota komunitas yang merasakan manfaat itu adalah Lisantini Hadiwidjati.

Warga Bekasi ini bergabung dengan Yoga Gembira lima tahun lalu. Motivasinya adalah menjadi lebih sehat. Lisantini juga merasa beryoga membuatnya lebih percaya diri, fokus, dan bahagia.

"Saya merasakan tubuh menjadi lebih fleksibel dan awet muda, padahal usia saya sudah 55 tahun. Ternyata, usia hanyalah sebuah angka," tutur Lisantini.

Kesan lain dirasakan Yang Cing Cing (41), yang jatuh hati pada yoga sejak tiga tahun lalu.

Cing Cing langsung bergabung di komunitas Yoga Gembira dengan motivasi awal merasakan sensasi yoga di ruang terbuka. Namun, dia merasa mendapatkan lebih. Dari komunitas ini, dia punya banyak teman baru dan mengenal beragam guru yoga.

Cing Cing juga mengaku sangat suka suasana di alam hijau di pagi hari yang sangat cocok untuk beryoga. "Salut untuk gagasan yang hebat ini," tandasnya.

"Komunitas ini mampu memasyarakatkan yoga dan mengajak masyarakat untuk hidup sehat dengan beryoga, plus memupuk jiwa kepedulian melalui kegiatan beramal," katanya lagi.

"Semoga Yoga Gembira tetap solid, selalu menebar kebaikan, saling asah, asih, asuh, dan di mana pun berada selalu menjadi wadah berlatih yoga yang mumpuni," Listiani mengemukakan harapan.

"Yoga Gembira harus tetap aktif mensosialisasikan manfaat besar beryoga, baik untuk kesehatan jiwa maupun raga. Apalagi, tidak semua orang punya uang untuk membayar instruktur pribadi atau menjadi anggota studio," Cing Cing menimpali.

Sementara itu, Yudhi berharap Yuga Gembira dapat terus menggelar yoga di taman terbuka, karena taman merupakan tempat warga dapat saling bertemu dan berinteraksi.


Beryoga dan Bergembira

Komunitas ini terbilang cair dan tidak menjalankan aturan keanggotaan secara khusus. Semua boleh datang ke Taman Suropati pada Minggu pagi. Selain yoga bersama secara rutin, komunitas ini juga menggelar aktivitas lain, seperti festival.

Cek lebih jauh di:
Website: www.yogagembira.com
Email: hello@yogagembira.com
Instagram: @yogagembira

Komentar

Paling Banyak Dibaca 👷👸👳👲👱👮👴👵👷

Cemplon, Lenthok, dan Cothot Makanan Untuk Cemilan di Rumah

Yo Ko, Kisah Cinta The Return of The Condor Heroes

Ts'ai Lun, Penemu Kertas

Setelah Luka, Timbullah Keloid

Aurelien Francis Brule ke Hutan demi Primata