Faktor yang Mesti Diperhatikan Ketika Beriklan di Twitter


Media sosial dengan jumlah pengguna aktif mencapai puluhan atau ratusan juta memiliki daya pikat yang tinggi di mata pengiklan. Itu sebabnya pengelola media sosial menyiapkan berbagai fitur iklan untuk pengiklan. Bagaimana dengan Twitter?

Setelah bersaing mencari pengguna (user) sebanyak-banyaknya, kini media sosial menghadapi medan pertarungan baru, yakni memperebutkan pengiklan sebanyak-banyaknya. Monetisasi dari pengiklan sangat penting, karena dari sinilah media sosial akan mengantongi keuntungan.

Twitter adalah salah satu media sosial yang sukses menarik pengiklan. Pendapatannya dari iklan terus melonjak. Menurut situs statista.com, pendapatan iklan Twitter secara global trennya terus meningkat sejak tahun 2014.

Pada tahun 2014 pendapatan iklan Twitter mencapai US$ 1,26 miliar, tahun 2015 mencapai US$ 1,99 miliar, dan tahun 2016 mencapai US$ 2,61 miliar. Tahun 2017 dan 2018, pendapatan iklan Twitter diperkirakan masing-masing akan mencapai us$ 3,26 miliar dan US$ 3,93 miliar.

Menurut eMarketer pendapatan Twitter tahun 2016 tumbuh dobel digit, dengan nilai mencapai US$ 2,95 miliar. Sebesar 63% disumbang dari pasar domestik AS. Dengan perolehan iklan sebesar itu, Twitter mencaplok sekitar 9,0% pangsa pasar belanja iklan social network global.

Debra Aho Williamson, Principal Analyst eMarketer, mengatakan pendapatan iklan Twitter meningkat karena hadirnya beberapa format iklan baru, salah satunya format iklan video "First View". Padahal dari sisi pertumbuhan jumlah pengguna, media sosial besutan Jack Dorsey ini mengalami perlambatan.

Indonesia, sebagai salah satu negara dengan "kicauan" paling ramai di dunia, menjadi sasaran Twitter untuk mendulang iklan. Belum lama ini, Twitter Indonesia merilis program #GoLIVE di Indonesia. Indonesia menjadi salah satu negara di Asia yang menggelar program #GoLIVE. Program ini merupakan bagian dari Flight School Twitter Global.

#GoLIVE bertujuan mengedukasi para pemilik merek dan agensi periklanan di Indonesia agar tertarik beriklan di Twitter. Cipluk Carlita, Communication Manager Twitter Indonesia, mengatakan lewat program ini Twitter ingin memperkenalkan fitur-fitur Twitter. Fitur-fitur tersebut bisa dimanfaatkan untuk berbagai tujuan seperti brand awareness, campaign marketing, ataupun kanal customer service.

Cipluk yang dikonfirmasi melalui WhatsApp mengatakan, hampir semua merek di Indonesia memanfaatkan Twitter sebagai salah satu kanal untuk berkomunikasi dengan audiens mereka. Namun, masih banyak yang belum memaksimalkan fitur-fitur yang ada di Twitter untuk menciptakan engagement dan conversational yang lebih intens dengan audiens mereka.

Generasi Milenial dan Influencer

Kelebihan Twitter dibandingkan media sosial lainnya memang terletak pada kemampuannya membangun engagement dan conversational. Dua hal tersebut bisa dikatakan sudah menjadi point of pariety bagi Twitter. Hal ini tidak lepas dari banyaknya pengguna aktif di Twitter.

Roy Simangunsong, Country Business Head Twitter Indonesia, mengungkapkan dari total pengguna Twitter di Indonesia, sebanyak 77% adalah pengguna aktif. Mereka datang berbagai latar belakang, dari generasi milenial hingga influencer.

Fakta menarik lainnya, yang membuat Twitter punya posisi tawar tinggi di mata pengiklan yaitu banyak generasi milenial dan influencer yang mengikuti akun merek di Twitter. Berdasarkan riset Nielsen Indonesia tahun 2015, sebesar 82% pengguna Twitter dari generasi milenial mengikuti akun merek. Sedangkan kelompok influencer yang mengikuti akun merek jumlahnya lebih besar lagi, 98%.

Roy memberi catatan tersendiri bagi influencer,karena kelompok ini menjadi semacam opion leader di Twitter yang pendapatnya bisa memengaruhi banyak orang di Twitter. Influencer tersebut berasal dari berbagai kalangan, seperti politisi, artis, atau orang-orang yang memiliki keahlian tertentu.

Lebih jauh Roy mengatakan, audiens lebih memercayai opini dari influencer mengenai sebuah merek, ketimbang pesan yang disampaikan oleh merek itu sendiri. "Ini bukan buzzer, tapi siapa saja yang punya pendapat dan tidak dipengaruhi oleh brand kita sebut sebagai influencer," jelas Roy.

Faktor lain yang mesti diperhatikan pengiklan di Twitter yakni pengguna Twitter lebih menyukai kampanye pemasaran dalam format video. Roy mengatakan, pengguna Twitter yang mengakses konten video meningkat cukup pesat akhir-akhir ini, jumlahnya mencapai 42% dari total pengguna aktif Twitter. Sementara merek yang beriklan dengan format video jumlahnya mencapai 80%.

Roy menyarankan, merek yang ingin membuat konten video durasinya jangan terlalu lama, maksimal 5-7 menit. Selain itu, video harus dibuat semenarik mungkin, terutama di tiga detik pertama karena golden moment terletak di masa itu. Video juga hendaknya disertai dengan copy tweet untuk memancing percakapan. "Copy tweet penting, jangan biarkan video berdiri sendiri. Copy tweet akan meng amplify (memperkuat) video tersebut," ungkap Roy.

Saat ini, di Twitter tersedia beberapa fitur video, yakni Promoted Video, Conversational Video, dan Periscope. Yang terbaru adalah fitur Live Streaming Video yang sudah diluncurkan di AS dan Inggris. Fitur ini dapat menyiarkan live event secara langsung, lalu di bawah video tersebut muncul tweet dari para pengguna. "Di Indonesia, fitur ini diharapkan bisa diluncurkan dalam waktu dekat," jelas Roy.


Komentar

Paling Banyak Dibaca 👷👸👳👲👱👮👴👵👷

Cemplon, Lenthok, dan Cothot Makanan Untuk Cemilan di Rumah

Yo Ko, Kisah Cinta The Return of The Condor Heroes

Ts'ai Lun, Penemu Kertas

Setelah Luka, Timbullah Keloid

Aurelien Francis Brule ke Hutan demi Primata