Banzai Raku di Kuil Jepang

Lebih dari seratus bayi dibawa ke Kuil Irugi di Tokyo, tempat para pegulat sumo menanti. Disana, para bayi itu diberikan oleh orangtua mereka pada para pesumo.

Apa yang terjadi selanjutnya cukup memilukan - atau melegakan. Para pesumo akan menimang-nimang bayi, berusaha membuat mereka menangis. Jika tak berhasil, para bayi tersebut, usianya baru enam sampai 18 bulan, dihadapkan pada wajah pesumo yang sangar.

Kok, tega? Tunggu dulu. Orangtua di Jepang percaya bahwa jika bayi mereka bisa dibuat menangis oleh pesumo, maka bayi mereka akan tumbuh menjadi anak yang sehat dan berumur panjang.

Salah satu orangtua itu adalah Mae Shige, ibu muda yang tampak senang karena putranya menangis dengan kencang di gendongan pesumo.

"Putra saya bukan bayi yang cengeng, tapi hari ini ia banyak menangis dan kami senang sekali," kata Shige.

Tradisi yang sudah berlangsung ratusan tahun ini diadakan di kuil-kuil di seluruh penjuru Jepang pada September. Aturannya bervariasi dari wilayah ke wilayah. Di sebagian wilayah, bayi-bayi dipertandingkan, siapa yang menangis lebih dulu, dialah pemenangnya. Namun, di wilayah lain, bayi yang menangis pertama kali justru menjadi yang kalah.

"Tangis bayi ditujukan pada Tuhan, dan para orangtua berharap bayi mereka tumbuh sehat dan kuat," jelas Yoshimi Morita, pendeta di kuil Irugi. "Kalau ada bayi yang tidak menangis di acara ini, para pesumo akan membuatnya menangis secara sengaja, misalnya dengan mengayun-ayunkan bayi tersebut, sementara orangtua mereka menonton dengan berdebar-debar. Lalu, di akhir acara, para pesumo akan berseru 'Banzai raku!' Yang berarti 'panjang umur'".

Nyatanya, warga Jepang memang berumur panjang. Belum lama ini, jumlah warga yang berusia 100 tahun atau lebih di Jepang mencapai rekor tertinggi di dunia selama 44 tahun berturut-turut. Rata-rata, ada 46,21 warga berusia 100 tahun dalam setiap 100.000 penduduk.

Komentar

Paling Banyak Dibaca 👷👸👳👲👱👮👴👵👷

Cemplon, Lenthok, dan Cothot Makanan Untuk Cemilan di Rumah

Ts'ai Lun, Penemu Kertas

Setelah Luka, Timbullah Keloid

Yo Ko, Kisah Cinta The Return of The Condor Heroes

Aurelien Francis Brule ke Hutan demi Primata