Inilah Strategi yang Aman Berkendara dengan Anak
Angka pertumbuhan kendaraan bermotor yang tinggi acap kali tak disertai kesadaran akan keamanan bagi si kecil. Apa saja strategi aman berkendara bersama anak?
Suka memangku si kecil saat sedang menyetir mobil?
Menurut Rudy Novianto, Instruktur Defensive Driving, sebaiknya kebiasaan ini tak lagi Anda lakukan karena bahaya yang bisa ditimbulkan. Anda perlu tahu, risiko celaka menjadi berlipat ganda ketika pengemudi memangku anak di kursi depan mobil.
Apalagi, kadang orangtua lalai menggunakan sabuk pengaman agar bisa bergerak bebas. Akibatnya, saat terjadi kecelakaan, otomatis anak akan menghantam dashboard mobil, dan tertekan pula oleh tubuh orangtuanya.
"Belum lagi ketika airbag meletus, akan langsung mencederai anak. Sebaiknya, demi keselamatan bersama, ibu mengalah bersama anak di kursi tengah," ujar Rudy.
Pendapat senada disampaikan oleh Ratih Sondari, M.Psi, Psikolog dari Independent Consulting, yang menyebutkan pentingnya memahami standar keselamatan berkendara, terutama saat harus mengajak bayi dan anak-anak.
"Jika standar keamanan ini dibiasakan sejak dini, anak akan terbiasa dan nyaman menggunakannya. Tidak akan berontak apalagi menolak," ujar Ratih.
Jika anak tidak bisa duduk manis, pastikan ia selalu didampingi oleh orang dewasa di dalam mobil untuk memastikan pergerakannya tidak membahayakan dirinya maupun orang lain. Terutama untuk anak aktif yang biasanya banyak bergerak, bolak-balik dari kursi ke kursi.
Ratih mengingatkan pentingnya membuat aturan dan kesepakatan dengan anak sebelum berangkat, terutama saat harus menempuh perjalanan jarak jauh dalam waktu yang cukup lama. Tidak ada salahnya menjanjikan reward yang disukai bila anak mematuhi aturan tersebut.
"Sebaliknya, sampaikan pula konsekuensi bila ia melanggarnya. Jika di tengah perjalanan anak tak kunjung diam, menepilah sejenak. Ingatkan ia akan perjanjian awal tadi," tandas Ratih.
Selain menyiapkan kebutuhan anak, Ratih mengingatkan agar selama di perjalanan kita mengajak anak mengobrol santai, bercanda, bermain games, menikmati apa yang dilihat di jalan.
"Pastikan pula asupan makanan atau camilan dan minumnya cukup. Sebab anak rewel biasanya disebabkan oleh rasa lapar, haus, popok yang basah. Semua yang berhubungan dengan ketidaknyamanan itu harus dijaga," ujar Ratih.
Rudy mengingatkan beberapa detail yang kerap terabaikan oleh orangtua terkait keamanan dalam berkendara.
Misalnya, penempelan stiker yang menggambarkan anggota keluarga di kaca bagian belakang mobil dan menyebut nama anggota keluarga tersebut.
Menurut Rudy, stiker seperti ini tidak direkomendasikan karena dapat digunakan untuk hal-hal yang tidak diinginkan. Namun, yang justru tak kalah penting adalah menempel stiker yang dominan di jendela belakang, bahkan hingga menutupi seluruh kaca belakang.
"Fungsi jendela belakang mobil adalah agar pengemudi tahu bagaimana situasi di belakang dan bagaimana pergerakan kendaraannya. Dominasi stiker dapat mengganggu si pengemudi untuk mendapatkan informasi visual tersebut," tandas Rudy.
Begitu juga dengan penempatan benda-benda seperti boneka atau lainnya di dashboard mobil, yang tidak dianjurkan karena bisa memecah konsentrasi pengemudi.
Dashboard bukan etalase, dan karena itu harus steril dari benda apa pun. Kalau benda tersebut jatuh misalnya, si pengemudi akan refleks mengambilnya, dan ini tentu berbahaya mengganggu konsentrasi pengemudi.
Selain mobil, kendaraan roda dua atau motor juga sangat penting diperhatikan. Rudy mengingatkan bahwa jika anak belum menyentuh footstep sebagai pijakan kaki di motor, maka ia belum layak naik motor. Hal ini sangat penting sebab terkait dengan keseimbangan.
"Pastikan anak mampu menjejakkan kakinya agar keseimbangan tetap terjaga saat berada di atas motor. Bila kakinya menggantung saat tergelincir, tidak ada keseimbangan yang bisa mencegahnya," Rudy mengingatkan.
Komentar