Pria Lebih Rentan Depresi Akibat Stres
Para ahli sepakat bahwa cara otak pria dan wanita dalam menghadapi tekanan masalah berbeda. Pria umumnya dipandang lebih santai sementara wanita dipandang 'memikirkan' sesuatu.
Hal ini dijelaskan secara ilmiah di dalam jurnal Molecular Psychiatry tahun 2010, karena sel-sel otak wanita lebih peka terhadap hormon stres bernama corticotropinreleasing factor (CRF). Dr. Rita Valentino selaku salah satu peneliti mengatakan setidaknya wanita lebih rentan mengalami stres hingga dua kali lipat dibandingkan pria.
Berkaitan dengan hal tersebut menariknya studi terbaru yang dipublikasikan di jurnal Public Health menemukan bahwa meski wanita rentan untuk stres, namun pria justru rentan terkena depresi.
Shervin Assari dari Departemen Psikiatri, University of Michigan, mengatakan studi jangka panjang 25 tahun melihat bahwa sressor (faktor pemicu stres) lebih berisiko 50% memicu depresi pada pria daripada wanita. Alasannya tak diketahui pasti namun peneliti berkesimpulan kemungkinan karena pria tak terbiasa menghadapi stres.
"Ada kemungkinan bahwa ekspos kumulatif terhadap stres dapat membantu membentuk kekebalan terhadap stresor tersebut. Dengan kata lain, orang-orang yang sering berkutat dengan stres dapat terbiasa," kata Assari seperti dikutip Medical Daily, Minggu (3/7/2016)
"Jadi kelompok sosial yang paling minim terpapar stressor mungkin pada yang bersamaan juga kelompok yang paling rentan," sambung Assari.
Satu hal lainnya yang juga diduga turut berkontribusi membuat pria lebih rentan adalah adanya pandangan yang melihat depresi di kalangan pria sebagai suatu 'kelemahan'. Akibatnya lebih sedikit pria yang mau terbuka berbicara mengenai masalah emosi dan mencari pertolongan kesehatan mental.
Komentar